Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi masa kini mempercepat
penggenapan Rahasia Allah untuk membuka misteri yang tertulis dalam Alkitab,
khususnya kitab Daniel dan Wahyu tentang peristiwa-peristiwa akhir zaman. Kehadiran
manusia robot Anti Kristus dan segala yang dituliskan tentangnya tidak lama
lagi akan nyata di bumi ini. Sebentar lagi manusia sudah bisa di duplikat (di-cloning)
menjadi robot-robot canggih yang dapat berpikir dan merespon seperti manusia
aslinya. Dengan demikian dimaksudkan bahwa manusia bisa hidup abadi karena
pikirannya dapat dicopy dan dimasukkan ke dalam robot (hardware) yang
kemampuannya dapat di upgrade setiap saat. Berikut saya posting ambisi tersebut,
kiranya bisa menjadi pengingat dan bahan pemikiran buat para pembaca.
Pada tahun 2045, diprediksi manusia akan mencapai keabadian
digital dengan mengunggah pikiran mereka ke komputer atau setidaknya seperti
yang dipercaya para pengamat masa depan. Ide itu memunculkan gagasan Global
Futures 2045 International Congress, konferensi futuristis yang digelar pada
14-15 Juni 2013.
Konferensi yang digagas miliarder Rusia Dmitry Itskov
tersebut memadukan sains gila dan fiksi ilmiah. Konferensi itu menampilkan para
pembicara yang memiliki latar belakang yang berbeda, dari tokoh sains seperti
Ray Kurzweil, Peter Diamandis, dan Marvin Minsky sampai Swamis dan pemimpin
spiritual lainnya.
Kurzweil, seorang penemu, pengamat masa depan, dan pemimpin
teknis di Google, memprediksi bahwa pada tahun 2045, teknologi akan melampaui
kekuatan otak dalam menciptakan hal yang super cerdas, era yang dikenal dengan
istilah singularity (era di masa depan saat komputer menjadi lebih cerdas dari
manusia). Ilmuwan lainnya juga pernah mengatakan bahwa robot-robot akan
mengalahkan manusia pada tahun 2100.
Menurut Moore's law, kemampuan komputer meningkat dua kali
lipat setiap dua tahun. Sejumlah teknologi juga mengalami kemajuan yang serupa,
dari rangkaian genetik samapai percetakan 3D, kata Kurzweil kepada peserta
konferensi. Dia menggambarkan poinnya dengan rangkaian grafis yang
memperlihatkan peningkatan beragam teknologi yang tidak terelakkan.
Pada tahun 2045, “Berdasarkan perkiraan konservatif mengenai
jumlah penghitungan, Anda harus menirukan otak manusia, kita akan mampu
mengembangkan kecerdasan kita miliaran kali,” kata Kurzweil. Itskov dan
orang-orang yang disebut “transhumanist” menganggap singularity yang akan
terjadi itu sebagai keabadian digital.
Lebih khusus lagi, mereka yakin bahwa dalam beberapa dekade
mendatang manusia akan mampu mengunggah pikiran mereka ke sebuah komputer,
melampaui kebutuhan tubuh biologis. Setidaknya untuk saat ini, gagasan itu
terdengar seperti fiksi ilmiah. Namun kenyataannya, perekayasaan saraf menjadi
langkah besar terhadap pembentukan otak dan pengembangan teknologi untuk
mengembalikan atau menggantikan fungsi-fungsi biologisnya.
Otak buatan
Pencapaian terbesar telah dibuat di bidang tampilan
otak-komputer atau BCIs (Brain-Machine Interfaces). Implan koklea, tempat saraf
koklea otak yang secara elektronik menstimulasi untuk mengembalikan indera
pendengaran seseorang yang sulit mendengar merupakan pencapaian pertama BCI.
Banyak kelompok yang kini mengembangkan BCIs untuk mengembalikan keahlian
motorik, menyusul kerusakan sistem saraf akibat stroke atau cedera saraf tulang
belakang.
José Carmena and Michel Maharbiz, insinyur elektrik di
University of California, Berkeley, berupaya mengembangkan keahlian motorik
BCIs. Perangkat itu terdiri dari perangkat elektroda seukuran pil yang merekam
sinyal saraf dari area motor otak, yang kemudian diurai oleh sebuah komputer
dan digunakan untuk mengendalikan kursor komputer atau anggota tubuh buatan
(seperti lengan robotik).
Carmena dan Maharbiz mengungkapkan tantangan untuk membuat
BCI dapat bekerja secara stabil selama beberapa waktu dan tidak membutuhkan
tautan.
Theodore Berger, ahli saraf di University of Southern
California di Los Angeles, membuat BCIs ke tahapan yang berikutnya, dengan
mengembangkan sebuah memori buatan. Berger berniat mengantikan hippocampus
otak, bagian dari otak yang mengubah momori jangka pendek (seperti menekan tombol)
dan mengubahnya menjadi sinyal digital.
Sinyal itu langsung menuju komputer untuk kemudian
ditransfer secara matematis dan kemudian dikembalikan lagi ke otak, untuk
dipatenkan menjadi memori jangka panjang.
Dia telah berhasil menguji perangkat itu pada tikus dan
monyet, dan kini diterapkan pada pasien manusia.
Pengunggahan pikiran
Konferensi itu menjadi lebih menarik saat Martine Rothblatt,
pengacara, penulis, dan wirausahawan, sekaligus CEO perusahaan bioteknologi
United Therapeutics Corp. tampil ke podium. Judul perbincangannya pun
provokatif, yaitu “The Purpose of Biotechnology is the End of Death.”
Rothblatt memperkenalkan konsep “mindclone” — versi digital
dari manusia yang dapat hidup selamanya. Ia menggambarkan bagaimana kloning pikiran dibuat dari “mindfile,” atau
tempat penyimpanan kepribadian online kita, yang menurutnya telah dimiliki
manusia (contohnya dalam bentuk Facebook).
Mindfile itu akan berjalan di mindware, sejenis perangkat
lunak untuk kesadaran. “Perusahaan pertama yang mengembangkan mindware akan
memiliki (akses) ribuan Google,” kata Rothblatt.
Namun, apakah mindclone tersebut bisa hidup? Rothblatt yakin
bisa. Ia mengutip satu definisi mengenai kehidupan sebagai sebuah pengembangan
kode untuk menghindarkan kekacauan. Sejumlah kritikus menepis apa yang
Rothblatt sebut sebagai “dualisme Cartesian yang menakutkan,” menegaskan bahwa
pikiran harus memiliki wujud biologi. Sebaliknya, ia berpendapat perangkat
lunak dan perangkat keras sama baiknya dengan perangkat basah, atau material
biologis.
Rothblatt kemudian membahas implikai dari pembuatan
mindclone. Keberlanjutan diri menjadi isunya, karena persona tidak akan lagi
mendiami tubuh biologis. Selain itu juga ada hak mindclone, yang akan menjadi
“kontroversi” di abad ke-21, kata Rothblatt. Bahkan pengembangan mindclone dan
penggambaran ulang pasca kematian juga dibahas.
Dunia kuantum
Berkaitan dengan pembahasan teknologi otak dan pengunggahan
pikiran, banyak yang membahas kealamian kesadaran di jagat raya. Fisikawan
Roger Penrose dari University of Oxford dan beberapa pihak menolak interpretasi
bahwa otak bukan sekadar komputer.
Penrose menyatakan bahwa kesadaran adalah fenomena kuantum
mekanis yang muncul dari keajaiban jagat raya. Mereka yang berasal dari
kalangan intelektual seperti Penrose menganggap bahwa mengunggah otak akan
membutuhkan komputer kuantum, yang pengembangannya kemungkinan tidak akan
terjadi pada 2045.
Namun Itskov berpikir sebaliknya. Presiden Global Future
2045 Congress berusia 32 tahun tersebut bersikeras untuk dapat hidup selamanya.
Source : Tanya Lewis - Yahoo.com
No comments:
Post a Comment